Aminah, ibunda Nabi Muhammad saw, meriwayatkan,
"Ketika aku melihat pedang-pedang di sekelilingku, aku bingung sekali. Aku tidak tahu harus berbuat apa. Aku tahu banyak orang yang menginginkan kematianku. Ketika aku berdiri kebingungan, janin dalam rahimku bergerak, dan aku mendengar sesuatu seperti mengerang. Mendadak sontak datang jeritan dari langit, dan jeritan itu membuat pinsan semua orang. Lelaki dan perempuan berjatuhan tertelungkup, sepertinya mereka mati. Aku layangkan pandanganku ke langit, ke sumber pekikan, dan aku lihat seakan-akan pintu-pintu gerbang langit terbuka, lalu seorang satria muncul sembari membawa sebuah tombak api. Satria berkata,'Kamu tak akan dapat mendekati Utusan Tuhan Maha Besar, sedangkan aku adalah saudaranya, Jibril!' Setelah itu aku merasa lega dan kembali sedar. Aku sedar bahwa putraku, Muhammad, sesungguhnya adalah Utusan Allah. Kemudian semua orang pada pulang ke rumah. Abu Thalib menggandeng tangan Abdullah menuju ke halaman Ka'bah. Di sana mereka saling mengucapkan selamat atas kehormatan dan kemenangan yang dianugerahkan Allah Ta'ala kepada mereka. Yang lainnya tetap tak bergerak. Selama tiga jam mereka berada dalam kondisi seperti ini. Kemudian beransur-ansur mereka bangkit. Mereka kelihatan seperti tengah mabuk."