Laailahaillallah Muhammad Rasulullah Amirul Mukminin Waliyullah

Pangkal agama ialah makrifat tentang Dia, kesempurnaan makrifat (pengetahuan) tentang Dia ialah membenarkan-Nya, kesempurnaan pembenaran-Nya ialah mempercayai Keesaan-Nya, kesempurnaan iman akan Keesaan-Nya ialah memandang Dia Suci, dan kesempurnaan Kesucian-Nya ialah menolak sifat-sifat-Nya, karena setiap sifat merupakan bukti bahwa (sifat) itu berbeda dengan apa yang kepadanya hal itu disifatkan, dan setiap sesuatu yang kepadanya sesuatu disifatkan berbeda dengan sifat itu. Maka barangsiapa melekatkan suatu sifat kepada Allah (berarti) ia mengakui keserupaan-Nya, dan barangsiapa mengakui keserupaan-Nya maka ia memandang-Nya dua, dan barangsiapa memandang-Nya dua, mengakui bagian-bagian bagi-Nya, dan barangsiapa mengakui bagian-bagian bagi-Nya (berarti) tidak mengenal-Nya, dan barangsiapa tidak mengenal-Nya maka ia menunjuk-Nya, dan barangsiapa menunjuk-Nya (berarti) ia mengakui batas-batas bagi-Nya, dan barangsiapa mengakui batas-batas bagi-Nya (berarti) ia mengatakan jumlah-Nya.

Powered By Blogger

Penyelamat Dunia(Ya Mehdi Help)

(Sebelum Penganjur Kebajikan ini,[1] urusan akan membusuk) hingga peperangan akan berkecamuk di antara Anda dengan kekuatan penuh, menonjolkan giginya; dengan tetek penuh dengan susu manis, tetapi dengan puting yang asam. Hati-hatilah, itu akan terjadi besok, dan hari esok itu akan segera datang dengan hal-hal yang tidak Anda ketahui. Orang yang berkuasa, bukan dari kerumunan ini, akan menegur orang-orang yang dahulu ditetapkan karena perbuatan buruk mereka, dan bumi akan menumpahkan perbendaharaan isinya dan melemparkan kuncinya ke hadapannya dengan raudah. la akan menunjukkan kepada Anda jalan perilaku yang adil dan menghidupkan lagi Al-Qur'an dan sunah yang telah menjadi tak bernyawa (di kalangan manusia).


ALLAHUMMASOLLIA' LA MUHAMMAD WA AALI MUHAMMAD.

WA A'JJIL FARAJAHUM!

Kosong Yg d Ciptakan Allah


Segala puji bagi Allah yang nilai-Nya tak dapat diuraikan oleh para pembicara, yang nikmat-nikmat-Nya tak terhitung oleh para penghitung, yang hak-hak-Nya (atas ketaatan) tak dapat dipenuhi oleh orang-orang yang berusaha menaati-Nya; orang yang tinggi kemampuan akalnya tak dapat menilai, dan penyelam pengertian tak dapat mencapai-Nya; la yang untuk menggambarkan-Nya tak ada batas telah diletakkan, tak ada pujian yang maujud, tak ada waktu ditetapkan, dan tak ada jangka waktu ditentukan. la mengadakan ciptaan dengan kodrat-Nya, menebarkan angin dengan rahmat-Nya, dan mengukuhkan bumi yang goyah dengan batu.

Pangkal agama ialah makrifat tentang Dia, kesempurnaan makrifat (pengetahuan) tentang Dia ialah membenarkan-Nya, kesempurnaan pembenaran-Nya ialah mempercayai Keesaan-Nya, kesempurnaan iman akan Keesaan-Nya ialah memandang Dia Suci, dan kesempurnaan Kesucian-Nya ialah menolak sifat-sifat-Nya, karena setiap sifat merupakan bukti bahwa (sifat) itu berbeda dengan apa yang kepadanya hal itu disifatkan, dan setiap sesuatu yang kepadanya sesuatu disifatkan berbeda dengan sifat itu. Maka barangsiapa melekatkan suatu sifat kepada Allah (berarti) ia mengakui keserupaan-Nya, dan barangsiapa mengakui keserupaan-Nya maka ia memandang-Nya dua, dan barangsiapa memandang-Nya dua, mengakui bagian-bagian bagi-Nya, dan barangsiapa mengakui bagian-bagian bagi-Nya (berarti) tidak mengenal-Nya, dan barangsiapa tidak mengenal-Nya maka ia menunjuk-Nya, dan barangsiapa menunjuk-Nya (berarti) ia mengakui batas-batas bagi-Nya, dan barangsiapa mengakui batas-batas bagi-Nya (berarti) ia mengatakan jumlah-Nya.

Barangsiapa mengatakan "dalam apa la berada", (berarti) ia berpendapat bahwa la bertempat, dan barangsiapa mengatakan "di atas apa la berada" maka ia beranggapan bahwa la tidak berada di atas sesuatu lainnya.
la Maujud tetapi tidak melalui fenomena muncul menjadi ada. la ada tetapi bukan dari sesuatu yang tak ada. la bersama segala sesuatu tetapi tidak dalam kedekatan fisik. la berbeda dari segala sesuatu tetapi bukan dalam keterpisahan fisik. la berbuat tetapi tanpa konotasi gerakan dan alat. la melihat sekalipun tak ada dari ciptaan-Nya yang dilihat. la hanya Satu, sedemikian rupa sehingga tak ada sesuatu yang dengannya la mungkin bersekutu atau yang mungkin la akan kehilangan karena ketiadaannya.

Iman, Kafir, Ragu, dan Dukungannya


وسُئِلَ عليه السلام عَنِ الاِِْيمَانِ، فَقَالَ: الاِِْيمَانُ عَلَى أَرْبَعِ دَعَائِمَ: عَلَى الصَّبْرِ، والْيَقِينِ، وَالْعَدْلِ، وَالْجَهَادِ: فَالصَّبْرُ مِنْهَا عَلَى أَربَعِ شُعَبٍ: عَلَى الشَّوْقِ، وَالشَّفَقِ وَالزُّهْدِ، وَالتَّرَقُّبِ: فَمَنِ اشْتَاقَ إِلَى الْجَنَّةِ سَلاَ عَنِ الشَّهَوَاتِ، وَمَنْ أشْفَقَ مِنَ النَّارِ اجْتَنَبَ الْـمُحَرَّمَاتِ، وَمَنْ زَهِدَ فِي الدُّنْيَا اسْتَهَانَ بِالْمُصِيبَاتِ، وَمَنِ ارْتَقَبَ الْمَوْتَ سَارَعَ فِي الْخَيْرَاتِ. وَالْيَقِينُ مِنْهَا عَلَى أَرْبَعِ شُعَبٍ: عَلَى تَبْصِرَةِ الْفِطْنَةِ، وَتَأَوُّلِ الْحِكْمَةِ وَمَوْعِظَةِ الْعِبْرَةِ وَسُنَّةِ الاََْوَّلِينَ فَمَنْ تَبَصَّرَ فِي الْفِطْنَةِ تَبَيَّنَتْ لَهُ الْحِكْمَةُ، وَمَنْ تَبَيَّنَتْ لَهُ الْحِكْمَةُ عَرَفَ الْعِبْرَةَ، وَمَنْ عَرَفَ الْعِبْرَةَ فَكَأَنَّمَا كَانَ فِي الاََْوَّلِينَ. وَالْعَدْلُ مِنْهَا عَلَى أَرْبَعِ شُعَبٍ: عَلَى غائِصِ الْفَهْمِ، وَغَوْرِ الْعِلْمِ وَزُهْرَةِ الْحُكْمِ،ِ، وَرَسَاخَةِ الْحِلْمِ: فَمَنْ فَهِمَ عَلِمَ غَوْرَ الْعِلْمِ، وَمَن صَدَرَ عَنْ شَرَائِعِ الْحُكْمِ وَمَنْ حَلُمَ لَمْ يُفَرِّطْ فِي أَمْرِهِ وَعَاشَ فِي النَّاسِ حَمِيداً. وَالْجِهَادُ مِنْهَا عَلَى أَرْبَعِ شُعَبٍ: عَلَى الاََْمْرِ بالْمَعْرُوفِ، وَالنَّهْي عَنِ الْمُنكَرِ، وَالصِّدْقِ فِي الْمَوَاطِنِ وَشَنَآنِالْفَاسِقيِنَ: فَمَنْ أَمَرَ بِالْمَعْرُوفِ شَدَّ ظُهُورَ الْمُؤمِنِينَ، وَمَنْ نَهَى عَنِ الْمُنْكَرِ أَرْغَمَ أُنُوفَ الْمُنَافِقِينَ،مَنْ صَدَقَ فِي الْمَوَاطِنِ قَضَى مَا عَلَيْهِ، وَمَنْ شَنِىءَ الْفَاسِقِينَ وَغَضِبَ لله غَضِبَ اللهُ لَهُ وَأَرْضَاهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ. وَالْكُفْرُ عَلَى أَرْبَعِ دَعَائِمَ: عَلَى التَّعَمُّقِ وَالتَّنَازُعِ، وَالزَّيْغِ وَالشِّقَاقِ فَمَنْ تَعَمَّقَ لَمْ يُنِبْإِلَى الْحَقِّ، وَمَنْ كَثُرَ نِزَاعُهُ بِالْجَهْلِ دَامَ عَمَاهُ عَنِ الْحَقِّ، وَمَنْ زَاغَ سَاءَتْ عِنْدَهُ الْحَسَنَةُ وَحَسُنَتْ عِنْدَهُ السَّيِّئَةُ وَسَكِرَ سُكْرَ الضَّلاَلَةِ، وَمَنْ شَاقَّ وَعُرَتْعَلَيْهِ طُرُقُهُ وَأَعْضَلَعَلَيْهِ أَمْرُهُ وَضَاقَ مَخْرَجُهُ. وَالشَّكُّ عَلَى أَرْبَعِ شُعَب: عَلَى الَّتمارِي وَالهَوْلِ وَالتَّرَدُّدِ والاْسْتِسْلاَمِ فَمَنْ جَعَلَ الْمِرَاءَدَيْدَناًلَمْ يُصْبِحْ لَيْلُهُ وَمَنْ هَالَهُ مَا بَيْنَ يَدَيْهِ نَكَصَ عَلَى عَقِبَيْهِ وَمَن تَرَدَّدَ فِي الرَّيْبِوَطِئَتْهُ يَدَيْهِ نَكَصَ عَلَى عَقِبَيْهِ وَمَن تَرَدَّدَ فِي الرَّيْبِوَطِئَتْهُ سَنَابِكُ الشَّيَاطِينِ وَمَنِ اسْتَسْلَمَ لِهَلَكَةِ الدُّنْيَا وَالاَْخِرَةِ هَلَكَ فِيهِمَا.


Amirul Mukminin as ditanyai tentang keimanan, lalu ia berkata:

Iman berdiri di atas empat kaki: kesabaran, keyakinan, keadilan dan jihad.
Kesabaran pun mempunyai empat aspek: gairah, takut, zuhud, dan antisipasi (akan kematian)., maka barangsiapa bergairah untuk surga, ia akan mengabaikan hawa nafsunya; barangsiapa takut akan api (neraka), ia akan menahan diri dari perbuatan terlarang; dan barangsiapa mengantisipasi kematian ia akan bergegas kepada amal baik.

Keyakinan juga mempunyai empat aspek: penglihatan yang bijaksana, kecerdasan dan pengertian, menarik pelajaran dari hal-hal yang mengandung pelajaran, dan mengikuti contoh orang-orang sebelumnya. Oleh karena itu, barangsiapa melihat dengan bijaksana, pengetahuan bijaksana akan terwujud kepadanya, dan barangsiapa yang terwujud padanya pengetahuan bijaksana, maka ia akan menilai obyek-obyek yang mengandung pelajaran, dan barangsiapa menilai obyek-obyek yang mengandung pelajaran, samalah dia dengan orang-orang yang terdahulu.

Keadilan juga mempunyai empat aspek: pernahaman yang tajam, pengetahuan yang mendalam, kemampuan baik untuk memutuskan, dan ketabahan yang kukuh. Oleh karena itu, barangsiapa yang memahami akan mendapatkan kedalaman pengetahuan; barangsiapa mendapatkan kedalaman pengetahuan, ia meminum dari sumber keadilan; dan barangsiapa berlaku sabar, maka ia tak akan melakukan perbuatan jahat dalam urusannya, dan akan menjalani kehidupan yang terpuji di antara manusia.

Jihad juga mempunyai empat aspek: menyuruh orang berbuat baik, mencegah orang berbuat kemungkaran, berjuang (di jalan Allahj dengan ikhlas dan dengan teguh pada setiap kesempatan, dan membenci yang mungkar., maka barangsiapa menyuruh orang lain berbuat baik, ia memberikan kekuatan kepada kaum mukmin; barangsiapa menghentikan orang lain dari kemungkaran, ia menghinakan orang kafir; barangsiapa berjuang dengan ikhlas pada segala kesempatan, ia melaksanakan seluruh kewajibannya; dan barangsiapa membenci yang mungkar dan menjadi marah demi Allah, maka Allah akan marah untuk kepentingan dia dan akan tetap meridainya pada Hari Pengadilan.

Kekafiran berdiri pada empat topangan: mengumbar hawa nafsu, saling bertengkar, menyeleweng dari kebenaran, dan perpecahan., maka barangsiapa mengumbar hawa nafsu, ia tidak cenderung kepada yang benar; barangsiapa banyak bertengkar dalam kejahilan akan selalu buta terhadap yang benar; barangsiapa menyeleweng dari kebenaran, baginya baik menjadi buruk dan buruk menjadi baik dan ia tetap mabuk dengan kesesatan; dan barangsiapa membuat perpecahan (dengan Allah dan Rasul-Nya), jalannya menjadi sulit, urusannya menjadi rumit dan jalan lepasnya menjadi sempit.

Keraguan mempunyai empat aspek: ketidaknalaran, ketakutan, kegoyahan dan penyerahan yang tak semestinya kepada segala sesuatu., maka barangsiapa menempuh ketidaknalaran sebagai jalannya, baginya tak ada fajar setelah malam; orang yang takut akan apa yang menimpanya harus lari tunggang langgang; orang yang goyah dalam keraguan, iblis akan memijak-mijaknya; dan orang yang menyerah kepada kebinasaan dunia dan akhirat akan binasa di dunia dan akhirat.

Kebaikan Merubah Segalanya


Hidayah dari segi bahasa memiliki akar kata yang sama dengan hadiah. Dari asal katanya hidayah itu artinya pemberian yg diberikan secara lemah lembut. Menurut para ulama, hidayah itu ada beberapa macam yaitu:


1- Hidayah Naluri


Contohnya adalah yang diberikan kepada bayi yg baru lahir langsung bisa menyusu kepada ibunya, menangis ketika ngompol, dan lain-lain.


2- Hidayah Indrawi


Selain hidayah naluri, ada hidayah indrawi yg bisa didapat melalui panca indra. Melalui panca indra, manusia dapat mengenali bentuk, bau, rasa, suara dan raba.


3- Hidayah Akal


Hidayah indrawi yang didapat melalui panca indra tersebut di atas kadang suka salah dalam mempersepsikan, misalnya ketika kita lihat tongkat yg tercelup di air, terlihat bengkok, padahal sebenarnya kan tidak bengkok. Nah, untuk meluruskan indra ini maka manusia membutuhkan hidayah Akal. Dimana akal bisa "meluruskan tongkat yg bengkok" tadi dengan ilmu pengetahuan yg diolahnya.


4- Hidayah Agama


Di luar itu ada wilayah-wilayah yang akal tidak mampu untuk menjangkaunya, maka manusia membutuhkan hidayah lain yang dinamakan hidayah agama.


Allah Maha Adil. Semua makhluk (bukan hanya manusia) telah diberi hidayah oleh Allah SWT. Seperti disebutkan dalam Al-Quran Surat Al-A'laa: 1-3 berikut ini:


“Sucikanlah nama Tuhanmu yang Maha Tingi, Yang Menciptakan, dan menyempurnakan (penciptaan-Nya), Dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk”



Jadi semua makluk Allah itu sudah diberi hidayah. Semua manusia sudah diberi hidayah oleh Allah. Kepada manusia sudah diberi hidayah naluri, indra, akal, sudah diturunkan kitabullah, sudah diutus Nabi dan Rasul untuk menjelaskannya, dan lain-lain. Tapi manusia adalah makhluk yg terhormat, dia diberi kebebasan untuk memilih jalan. Mau jalan yang benar atau yang salah itu adalah pilihan masing-masing individu. Kalau manusia mau ke jalan yang benar maka Allah akan tunjukkan. Kalau mau ke jalan yang sesat, maka ia akan juga sampai pada yang dipilihnya tersebut.


Jadi syarat untuk memperoleh hidayah Allah itu yang pertama adalah kita harus MAU untuk menerimanya. Jadi kita yang harus aktif untuk mendapatkan petunjuk tersebut. Hidayah itu bak matahari, semua orang bisa mendapatkannya kalau mau. Kalau kita berlindung di dalam rumah atau ruangan yang tertutup, maka kita tidak akan dapat cahayanya. Kalau mau dapat sinar matahari, keluarlah, jangan tutupi sinarnya. Jadi dalam konteks mau tersebut, kemudian kita harus melakukan usaha-usaha yg mendukung ke arah sana. Kalau kita misalnya besok mau naik pesawat jam 5 pagi, maka kita harus bangun pagi lebih awal supaya tidak terlambat. Itu sebagai bukti bahwa kita memang mau naik pesawat jam 5 pagi tsb. Hanya mau tanpa usaha, tidak ada artinya.


Selain itu, kalau kita lihat beberapa ayat al-Quran, disebut juga ada beberapa kelompok/golongan yang tidak akan diberi hidayah oleh Allah, diantaranya:


1- Orang-orang yg menutupi (kafir) kebenaran. Mereka ini menutup mata dan telinganya untuk memperoleh kebenaran. Orang semacam ini kata Allah tidak akan mendapat petunjuk kebenaran tersebut:


“Sesungguhnya mengundur-undurkan bulan Haram itu[642][1] adalah menambah kekafiran. disesatkan orang-orang yang kafir dengan mengundur-undurkan itu, mereka menghalalkannya pada suatu tahun dan mengharamkannya pada tahun yang lain, agar mereka dapat mempersesuaikan dengan bilangan yang Allah mengharamkannya, Maka mereka menghalalkan apa yang diharamkan Allah. (syaitan) menjadikan mereka memandang perbuatan mereka yang buruk itu. dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir” (QS At-Taubah: 37)


2- Orang-orang fasik, yaitu orang-orang yang bergelimang dosa, orang yang tahu mana yang benar dan mana yang salah tapi dia tetep melakukan dosa demi dosa.


“Kamu memohonkan ampun bagi mereka atau tidak kamu mohonkan ampun bagi mereka (adalah sama saja). kendatipun kamu memohonkan ampun bagi mereka tujuh puluh kali, namun Allah sekali-kali tidak akan memberi ampunan kepada mereka. yang demikian itu adalah Karena mereka kafir kepada Allah dan Rasul-Nya. dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik.” (QS At-Taubah: 80)


3- Orang-orang yg melupakan Allah, maka Allah pun akan melupakannya


“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang Telah diberikan kepada mereka, kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang Telah diberikan kepada mereka, kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, Maka ketika itu mereka terdiam berputus asa” (QS Al-An'am:44.)


“Mereka telah lupa kepada Allah, Maka Allah melupakan mereka.” (QS At-Taubah: 67)


Kemudian setelah mau dan berusaha sekuat daya untuk mencarinya dan menghindari untuk masuk ke dalam golongan-golongan yang tidak akan diberi hidayah Allah, maka selanjutnya yang bisa kita lakukan adalah berdoa supaya kita selalu diberi petunjuk dan bimbingan ke jalan yang lurus. Mangkanya setiap Sholat, kita selalu bermohon:


"Ihdina as-shirat al-mustaqiim". (Ya Allah, bimbinglah kami ke jalan yang lurus)


“Shirat al-ladziina ‘an‘amta ‘alaihim” (Jalannya orang2 yg Engkau beri Nikmat)


“Ghairi al-Maghdubi alaiihim wa la ad-Dhaalin”. (Bukan Jalan orang-orang yangg dimurkai dan juga sesat).


Konteks permohonan dalam surat al-Fatihah yang dikutip di atas dimaksudkan untuk bukan sekedar meminta petunjuk untuk kita melaksanakannya. Tapi juga bermohon untuk diantar/dibimbing sampai ke jalan yang lurus tersebut, yaitu as-sirath al-mustaqim. Karena bisa saja kita tahu petunjuk jalan ke suatu tempat, tapi pada prakteknya kita melenceng tersesat ke mana-mana karena berbagai sebab.


Jadi semua orang bisa mendapatkan hidayah Allah, kalau syarat-syarat itu dilakukan. Kalau syarat-syarat nya sudah dilakukan, kemudian dia sudah melakukan usaha sekuat tenaga tapi belum menemukan kebenaran, mungkin juga belum nemui orang yang menyampaikan risalah Allah kepadanya (mungkin seperti orang-orang pedalaman papua, dayak, dan lain-lain), maka Allah Maha Adil dan Bijaksana. Wallahu a’lam bishowab

DOA KESELAMATAN

اَللّهُمَّ ارْزُقْناَ تَوْفِيْقَ اَلطَّاعَةِ وَبُعْدَ الْمَعْصِيَّةِ وِصِدْقَ الْنِيَّةِ وَعِرْفَانَ الْحُرْمَةِ وَاكْرِمْناَ بِالْهُدَىْ وَالإسْتِقَامَةِ وِسَدِّدْ أَلْسِتَناَ بِالصَّوَابِ وَاْلحِكْمِةِ وَامْلأْ قُلُوْبَناَ بِالْعِلْمِ وَالْمَعْرِفَةِ وَطَهِّرْ بُطُوْنَناَ منَ الْحَرَاْمِ وَالْشُّبْهَةِ وَاكْفُفْ أَيْدِيَناَ عَنِ الْظُّلْمِ وَالْسِّرْقَةِ وَاغْضُضْ أَبْصَآرَناَ عَنِ اْلفُجُوْرِ وَالْخِياَنَةِ وِاسْدُدْ أَسْمَآعَناَ عَنِ الَّلغْوِ وَاْلغِيْبَةِ وَتَفَضَّلْ عَلَى عُلَمَآئِنَا بِالزُّهْدِ وَالنَّصِيْحَةِ وِعَلَى الْمُتَعَلِّمِيْنَ بِالْجُهْدِ وَالرَّغْبَةِ وَعَلَى الْمُسْتَمِعِيْنَ بِالإِتِّباَعِ وَالْمَوْعِظَةِ وَعَلَى مَرْضَى الْمُسْلِمِيْنَ بِالشِّفَآءِ وَالرَّحَةِ وَعَلَى مَوْتاَهُمْ بِالرَّافَةِ وَالرَّحْمَةِ وَعَلَى مَشاَيِخِناَ بِالوِقَارِ وَالسِّكيْنَةِ وَعَلَى الشَّباَبِ بِالإناَبَةِ وَالتَّوْبَةِ وَعَلَى النِسَآءِ بِالحَيآءِ وَالعِفَّةِ وَعَلى الأَغنيِاءِ بِالتَوَاضُعِ وَالسَّعَةِ وَعَلَى الفُقَرَآءِ بِالصَبْرِ وَالقَناَعَةِ وَعَلَى الغُزَاةِ بِالنَصْرِ واَلغَلبَة وَعَلى الأُسرَآءِ بِالخَلاَصِ وَالرَّاحَة وَعَلَى الأُمَرَآء بِالعَدْلِ وَالشَفَقَة وَعَلَى الرَعِيَّةِ بِالإِنْصَافِ وَحُسْنُ الِسيْرَةِ وَبَارِكْ لِلْحُجَّاجِ وَالزُّوَارِ فِيْ الزاَّدِ وَالنفَقَةِ وَاقْضَ مَآ أَوْجَبَتْ عَلَيْهِمْ مِنَ الحَجِّ وَالعُمْرَةِ بِفَضْلِكَ وَ رَحمتكَ يآأَرحَمَ الرَّحمين وَ صَلَّى الله عَلَى سيّدنَا مُحَمَّد وَعَلَى آله الطَآهرين وَ صَحْبِهِ الأَخيَار وَالحَمْدُ للهِ رَبِّ العَآلمِيْن.



Ya Allah, karuniakan pada kami kemudahan untuk taat, menjauhi maksiat,ketulusan niat, dan mengetahui kemuliaan.. Muliakan kami dg hidayah dan istiqomah.. Luruskan lidah kami dg kebenaran dan hikmah.. Penuhi hati kami dg ilmu dan makrifat.. Bersihkanlah perut kami dari haram dan syubhat, Tahanlah tangan kami dari kezaliman dan pencurian.. Tundukkanlah pandangan kami dari kemaksiatan dan penghianatan.. Palingkanlah pendengaran kami dari ucapan yg sia-sia dan umpatan.. Karuniakanlah kepada ulama kami kezuhudan dan nasihat.. Pada para pelajar kesungguhan dan semangat.. Pada para pendengar kepatuhan dan kesadaran.. Pada kaum muslimin yg sakit,kesembuhan dan ketenangan.. Pada kaum muslimin yg meninggal,kasih sayang dan rahmat.. Pada orang-orang tua kami kehormatan dan ketentraman.. Pada para pemuda kembali (pada jalan Allah) dan taubah.. Pada para wanita rasa malu dan kesucian.. Pada orang-orang kaya rendah hati dan kemurahan.. Pada para pejuang kemengangan dan penaklukan.. Pada para tawanan kebebasan dan ketenangan.. Pada para pemimpin keadilan dan rasa sayang.. Pada seluruh rakyat kejujuran dan kebaikan akhlak.. Berkatilah pada jemaah haji dan para penziarah dalam bekal dan nafkah.. Sempurnakanlah haji dan umrah yang Engkau tetapkan bagi mereka.. dengan karunia dan rahmat-Mu. Wahai Yang Paling Pengasih dari semua yg mengasihi.