Keadilan Ilahi dalam Al-Quran
Perlu ditegaskan bahwa dalam al-Quran al-Karim kata “al-adl” dan variannya tidak pernah digunakan dan dinisbahkan kepada Tuhan[6], akan tetapi, keadilan ilahi hanya digunakan semata-mata untuk menjelaskan “penafian kezaliman”, sebagai contoh sejumlah ayat menjelaskan bahwa Tuhan tidak pernah menzalimi hak–hak manusia. Allah Swt berfirman, “sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada manusia sedikitpun akan tetapi manusia itulah yang berbuat zalim kepada diri mereka sendiri.”[7]
Dan dalam sebagian ayat menjelaskan bahwa keadilan Tuhan memiliki lapangan yang lebih luas, “dan Tuhanmu tidak menzalimi seorang juapun.”[8] Dan, “dan tiadalah Allah berkehendak untuk menzalimi dan menganiaya hamba-hambaNya.”[9]
Yang dimaksud dengan “al-alamin” disini mungkin seluruh makhluk yang berakal seperti manusia jin dan malaikat serta juga ada kemungkinan yang dimaksud adalah seluruh alam jagat raya, keadilan Ilahi batasannya lebih luas daripada hanya mengkhususkan kepada kelompok manusia saja. Dan sebagian ayat menjelaskan keadilan takwini Tuhan, “Allah menyatakan bahwa tidak ada tuhan melainkan Dia. Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang dianugerahi ilmu menyatakan bahaw tidak ada Tuhan melainkan Dia.”[10] [11]
Sejumlah ayat juga menjelaskan keadilan tasyri’i, “kami tidak membebani setiap jiwa kecuali ia mampu memikulnya.”[12] Dan, “katakanlah bahwa Tuhanku memerintahkanku untuk berbuat adil dan menjalankan keadilan.”[13]
Demikian pula halnya sejumlah ayat juga menegaskan dan menjadi saksi atas keadilan hukum Tuhan, “dan kami memasang timbangan yang tepat (keadilan) pada hari kiamat maka tak seorangpun dirugikan barang sedikitpun.”[14] Dan, “Dialah yang memulai penciptaan kemudian mengembalikannya (menghidupkannya) untuk memberikan pembalasan bagi orang yang beriman dan beramal shaleh dengan penuh adil.”[15] Dan, “Dan kami sekali-kali tidak akan mengazab sebuah kaum sebelum kami mengutus kepada mereka seroang rasul.”[16] Serta, “Sesungguhnya Allah tidak sekali-kali menganiaya mereka akan tetapi merekalah yang menganiaiya diri mereka sendiri.”[17]
Ayat terakhir menjelaskan tentang azab-azab yang menimpa para pemimpin yang zalim dan al-Quran dengan meyebutkan akibat dari perbuatan mereka bahwa balasan dan siksa Tuhan bukanlah berarti Tuhan akan menzalimi mereka. Tetapi itu akibat dari perbuatan mereka sendiri, oleh karena itu, jika terjadi penganiayaan dan kezaliman di antara mereka pada hakikatnya mereka yang menzalimi dirinya sendiri.
Disamping ayat al-Quran banyak sekali hadis yang sampai ke tangan kita yang menjelaskan keadilan Tuhan, seperti hadis yang dinukil dari Rasullah Saw, “Langit dan bumi tercipta berdasarkan keadilan.”[18] Amirul mukminin As ketika menjawab pertanyaan seseorang tentang makna tauhid dan adil bersabda, “Tauhid adalah engkau tidak membayangkannya (menyerupakan dengan makhluk) dan adil adalah tidak menuduh dan menyangka sesuatu yang tidak layak untukNya.” Demikian juga ketika menyifati Allah Swt, beliau bersabda, “Allah tidak akan pernah mengzalimi hambanya dan menegakkan dan melaksanakan keadilan di antara makhluknya dan berlaku adil dalam pelaksanaan hukumnya.”[19]
Dan dalam sebagian ayat menjelaskan bahwa keadilan Tuhan memiliki lapangan yang lebih luas, “dan Tuhanmu tidak menzalimi seorang juapun.”[8] Dan, “dan tiadalah Allah berkehendak untuk menzalimi dan menganiaya hamba-hambaNya.”[9]
Yang dimaksud dengan “al-alamin” disini mungkin seluruh makhluk yang berakal seperti manusia jin dan malaikat serta juga ada kemungkinan yang dimaksud adalah seluruh alam jagat raya, keadilan Ilahi batasannya lebih luas daripada hanya mengkhususkan kepada kelompok manusia saja. Dan sebagian ayat menjelaskan keadilan takwini Tuhan, “Allah menyatakan bahwa tidak ada tuhan melainkan Dia. Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang dianugerahi ilmu menyatakan bahaw tidak ada Tuhan melainkan Dia.”[10] [11]
Sejumlah ayat juga menjelaskan keadilan tasyri’i, “kami tidak membebani setiap jiwa kecuali ia mampu memikulnya.”[12] Dan, “katakanlah bahwa Tuhanku memerintahkanku untuk berbuat adil dan menjalankan keadilan.”[13]
Demikian pula halnya sejumlah ayat juga menegaskan dan menjadi saksi atas keadilan hukum Tuhan, “dan kami memasang timbangan yang tepat (keadilan) pada hari kiamat maka tak seorangpun dirugikan barang sedikitpun.”[14] Dan, “Dialah yang memulai penciptaan kemudian mengembalikannya (menghidupkannya) untuk memberikan pembalasan bagi orang yang beriman dan beramal shaleh dengan penuh adil.”[15] Dan, “Dan kami sekali-kali tidak akan mengazab sebuah kaum sebelum kami mengutus kepada mereka seroang rasul.”[16] Serta, “Sesungguhnya Allah tidak sekali-kali menganiaya mereka akan tetapi merekalah yang menganiaiya diri mereka sendiri.”[17]
Ayat terakhir menjelaskan tentang azab-azab yang menimpa para pemimpin yang zalim dan al-Quran dengan meyebutkan akibat dari perbuatan mereka bahwa balasan dan siksa Tuhan bukanlah berarti Tuhan akan menzalimi mereka. Tetapi itu akibat dari perbuatan mereka sendiri, oleh karena itu, jika terjadi penganiayaan dan kezaliman di antara mereka pada hakikatnya mereka yang menzalimi dirinya sendiri.
Disamping ayat al-Quran banyak sekali hadis yang sampai ke tangan kita yang menjelaskan keadilan Tuhan, seperti hadis yang dinukil dari Rasullah Saw, “Langit dan bumi tercipta berdasarkan keadilan.”[18] Amirul mukminin As ketika menjawab pertanyaan seseorang tentang makna tauhid dan adil bersabda, “Tauhid adalah engkau tidak membayangkannya (menyerupakan dengan makhluk) dan adil adalah tidak menuduh dan menyangka sesuatu yang tidak layak untukNya.” Demikian juga ketika menyifati Allah Swt, beliau bersabda, “Allah tidak akan pernah mengzalimi hambanya dan menegakkan dan melaksanakan keadilan di antara makhluknya dan berlaku adil dalam pelaksanaan hukumnya.”[19]
[6] Barangkali tidak digunakan kata “adl” sesuai dengan makna yang dibahas dalam al-Quran karena “adl” terkadang bermakna “keluar dari jalan lurus” sebagaimana pada ayat pertama surah al-an’am bermakna syirik secara mutlak, artinya “orang –orang kafir mempersekutukan sesuatu dengan tuhan.”
[7] Qs. Yunus: 44.
[8] Qs. Al-kahfi: 49.
[9] Qs. Ali Imran: 108.
[10] Qs. Ali imran: 18.
[11] Dalam ayat ini, keadilan Ilahi dijelaskan secara mutlak , dengan demikian disamping sebagai bukti atas keadilan takwini Tuhan juga bisa dijadikan bukti untuk keadilan yang lain.
[12] Qs. Al-mukmin: 62.
[13] Qs. Al-a’raf: 29.
[14] Qs. Al-anbiya: 47.
[15] QsYunus: 4.
[16] Qs. Al-isra’: 15.
[17] Qs. At-taubah: 70 dan rum: 9.
[18] Faydz Kasyoni, Tafsir Shafy, hal. 628.
[19] Nahjul Balagha, khutbah 185.